A.
Latar Belakang
Dissociative Identitiy Disorder atau
sering juga disebut kepribadian ganda, atau juga lebih terkenal dengan nama
alter
ego. Merupakan
suatu keadaan di mana kepribadian individu terpecah sehingga muncul kepribadian
yang lain. Kepribadian itu biasanya merupakan ekspresi dari kepribadian utama
yang muncul karena pribadi utama tidak dapat mewujudkan hal yang ingin
dilakukannya.Dalam bahasa yang lebih sederhana dapat dikatakan bahwa ada satu
orang yang memiliki pribadi lebih dari satu atau memiliki dua pribadi
sekaligus. Kadang si penderita tidak tahu bahwa ia memiliki kepribadian ganda,
dua pribadi yang ada dalam satu tubuh ini juga tidak saling mengenal dan lebih
parah lagi kadang-kadang dua pribadi ini saling bertolak belakang sifatnya.
Shirley Ardell Mason
adalah seorang wanita yang kehidupannya didokumentasikan di buku dan film
dengan nama Sybil Isabel Dorsett untuk melindungi identitas aslinya. Buku itu
ditulis oleh Flora Rheta Schreiber dan
diterbitkan pada tahun 1973.
Filmnya pun sudah dibuat dan diudarakan tahun 1976 di CBS. Sybil bercerita
tentang seorang gadis dengan kepribadian yang terpecah sehingga sampai
terdapat 16 kepribadian dalam satu tubuh. Enam belas pribadi itu adalah: Clara,
Helen, Marcia, Marjorie, Mary, Mike (laki-laki), Nancy Lou Ann Baldwin, Peggy
Ann Baldwin, Peggy Lou Baldwin, Ruthie, Sid (laki-laki), Sybil Ann, Sybil
Isabel Dorsett, Vanessa Gaile, Victoria Antoniette Shcarleu (Vicky) dan
kepribadian terakhir yang tak diketahui namanya.
B. SINOPSIS
Sybil Isabel Dorsett adalah seorang anak
tunggal dari pasangan suami istri Willard Dorsett dan Hattie Anderson. Sybil
lahir di Willow Coners pada tanggal 20 Januari 1923.
Sebelum Sybil
lahir, ibunya Hattie pernah keguguran sebanyak empat kali. Sehingga Ibu Sybil
merasa ragu-ragu untuk memiliki anak lagi. Dan ini memperngaruhi kejiwaan
Hattie. Pada saat Sybil masih di dalam kandungan, sang Ayah khawatir terhadap
kelahiran bayinya dan ia menyuruh Hattie untuk berdiam diri di rumah dan tidak
menunjukkan kehamilannya kepada tetangga-tetangganya. Pada saat Sybil lahir,
beratnya hanya 2,7 kg. Karena merasa malu, Willard menambahkan 1,5 ons saat
mengumumkan kelahiran anaknya tersebut. Willard menamakan Sybil Isabel Dorsett.
Namun, ibunya senang memanggilnya Peggy Louusiana. Ibunya tidak pernah mau
merawat Sybil. Sehingga yang mengurus Sybil adalah neneknya Marry Dorsett. Oleh
karena itu Sybil lebih dekat dengan neneknya dan sangat sedih ketika neneknya
meninggal.
Awal Cerita, dikisahkan Sybil dikeluarkan
dari sebuah Akademi tempatnya berkuliah, dan tidak diizinkan untuk kembali
sebelum psikiater yang merawatnya menyatakan dia sembuh. Padahal sebenarnya,
Sybil sendiri tidak mengerti mengapa ia dikeluarkan dan dianjurkan untuk
menemui psikiater. Sybil hanya merasa ada waktu yang hilang.
Saat ia menemani Ibunya berobat ke rumah
sakit, ia berjumpa dengan dr. Lynn Thompson Hall, yaitu dokter yang biasa
merawat ibunya yang saat itu sedang menderita bengkak pada perutnya. Perjumpaan
akhirnya berbuah manis, Sybil tidak menyangka bahwa dr. Hall akan menanyai
tentang dirinya, masalah apa yang dialaminya sehingga ia tampak kurus sekali.
Sybil berusia 31 tahun dengan tinggi 158 cm dan memiliki berat badan 39 kg,
merupakan ukuran postur tubuh yang tidak ideal. Kemudian dr. Hall merujuknya ke
psikiater yaitu dr. Wilbur.
Seusai dr. Hall membuat perjanjian dengan
dr. Wilbur, akhirnya Sybil bertemu dengan dr. Wilbur di klinik pribadinya.
Pengobatan berjalan selama 3 tahun. Namun, suatu hari Sybil berhalangan untuk
datang pada hari jadwal konseling karena sakit. Sybil menderita pnemonia dan sakit tenggorokan. Lalu
Sybil meminta tolong Ibunya untuk menghubungi dr. Wilbur jika ia tidak bisa
datang pada hari konseling. Tetapi, tanpa sepengetahuan Sybil, ternyata ibunya
sama sekali tidak menghubungi dr. Wilbur sedangkan Sybil menganggap telepon itu
tersambung dengan dr. Wilbur. Sybil baru mengetahui kenyataan sebenarnya,
setelah ia datang djadwal berikutnya. Dan didapati bahwa dr. Wilbur telah
mengambil studi lanjutan di bidang psikoanalisis di New York.
Sybil menjadi putus asa dan merasa tidak
memiliki harapan lagi untuk sembuh dari penyakit psikologisnya tersebut. Namun,
dengan kepercayaan diri dia mencoba menghubungi pihak akademi untuk kembali
melanjutkan perkuliahannya. Dan alangkah gembiranya dia diterima kembali oleh
pihak Universitas. Pada akhir semester ia dihubungi oleh sang Ayah yang
menyuruhnya untuk pulang ke rumah menjaga ibunya yang sedang sakit.
Pada bulan Juli 1948 ibu Sybil meninggal
dunia. Setelah meninggalnya sang Ibu, Sybil melanjutkan perkuliahannya di
akademi, tinggal bersama dan menjaga ayahnya. Sybil berencana mengumpulkan uang
secukupnya untuk pergi ke New York dan berharap dapat menemui dr. Wilbur yang
membuka praktek di sana.
Pada musim panas 1954, Sybil telah
mengumpulkan uang yang cukup untuk biaya ke New York dengan tujuan melanjutkan
kuliahnya di Universitas Colombia dan kembali menjalani perawatan terapi dengan
dr. Wilbur. Ayahnya yang hanya diberitahu tentang niat Sybil untuk belajar di
New York, mengantar Sybil ke kota itu.
Sesampai di New York,
Sybil tidak langsung menemui dr. Wilbur . Karena Sybil merasa takut. Namun, akhirnya Sybil memutuskan untuk
memberanikan diri menghubungi dr. Wilbur . Dr. Wilbur menawarkan terapi
psikoanalisis untuk mengobati Sybil. Namun terapi ini tidak disetujui oleh
Ayahnya karena bertolak belakang dengan ajaran Katolik yang dianutnya. Awalnya
Sybil juga tidak ingin diterapi, tetapi berkat bujukan dr. Wilbur Sybil pun mau untuk diterapi.
Di New York Sybil menyewa sebuah apartemen
yang ditinggalinya bersama Teddy sahabatnya. Teddy telah mengetahui Gangguan
disosiasi yang dialami oleh Sybil. Sebagai sahabat, Teddy sangat mengerti
bagaimana sifat-sifat dari ke-16 pribadi yang dimiliki oleh Sybil. Namun,
diceritakan bahwa ternyata diam-diam Teddy menyimpan perasaan suka sesama jenis
terhadap Sybil.
Pada awal terapi, dr . Wilbur belum menemukan hal yang signifikan dari
Sybil. Namun setelah waktu yang cukup lama muncul lah pribadi Sybil yang
bernama Peggy Lou. Peggy Lou merupakan pribadi lain dari Sybil yang dapat
mengungkapkan kemarahan yang tidak bisa ditunjukkan oleh Sybil. Disamping Peggy
Lou, ada juga kembarannya yaitu Peggy Ann yang merupakan pribadi lain dari
Sybil yang dapat menunjukkan keberanian yang tidak bisa ditunjukkan oleh Sybil.
Setelah itu muncul pribadi-pribadi lain seperti Vicky yang merupakan sosok
impian Sybil yang sempurna. Kemudian ada lagi pribadi lain yaitu Marcia yang
pintar menulis, Vanessa yang pandai memainkan piano, Marry yang gemar bersajak
dan bersifat keibuan, Helen yang ambisius, Clara yang menyukai musik dan
pelajaran Bahasa Inggris, Sybil Ann yang mengidap penyakit psikologis neurasthania , Mike yang merupakan
identifikasi Kakek Sybil yang agresif, Sid merupakan identifikasi Ayah Sybil
yang bersifat hati-hati, Nancy yang tertarik dengan politik, Marjorie yang
periang, Ruthie merupakan sosok bayi, dan terakhir The Bonde yang menyukai
kuliah. Ke-15 pribadi Sybil ini mengenal baik Sybil, tetapi Sybil sama sekali
tidak mengenal mereka. Sybil hanya merasa ada ”waktu yang hilang” dalam
hidupnya yang disebut fuga.
Ke-15 pribadi yang lain tersebut sering
berdialog dengan dr. Wilbur dan menyatakan merasa kasihan dengan sosok Sybil
yang pemurung, tidak bisa marah, ceria, bahkan menangis sekalipun.
Pribadi-pribadi yang lain tersebut telah menggantikan hari-hari Sybil yang
dianggap hilang. Contohnya saja ketika Peggy mengambil posisinya saat Sybil
dikelas 3. Peggy telah mampu menghafal perkalian, mampu menyanyi, dan ceria.
Namun semua orang disekitarnya kaget ketika mengetahui tiba-tiba Sybil yang
pintar perkalian, ceria mendadak berubah menjadi Sybil yang pemurung, dan
penakut.
Kepribadian majemuk yang dialami Sybil
membuat dr. Wilbur heran. Ada 16 pribadi yang berlainan dalam satu jasad. Dr.
Wilbur mencoba menganalisis apa yang menyebabkan Sybil menjadi pemurung, kurus,
membenci tangan, membenci suara musik, takut untuk memegang barang-barang yang
terbuat dari kaca, dan tak menyukai wanita yang berambut putih. Melalui
pribadi-pribadi lain yang muncul itulah yang mengungkapkan semuanya kepada dr.
Wilbur.
Melalui analisa dr. Wilbur ditemukan lah
penyebab terpecahnya kepribadian Sybil. Kepribadiannya sudah terpecah saat
Sybil berusia 2, 5 tahun. Ada beberapa penyebab mengapa Sybil sangat membenci
tangan, suara musik dan tidak menyukai wanita yang berambut putih. Ternyata
pusat kebenciannya tersebut ada pada sang Ibu. Hattie sama sekali tidak mengharapkan
kelahiran Sybil, bahkan pada saat Sybil lahir, dia mengatakan bahwa bayi ini begitu rapuh, aku takut dia
nantinya akan terpecah. Ternyata apa yang dtakuti oleh Hattie benar adanya.
Hattie tidak pernah melepaskan Sybil
sendirian. Dan Sybil selalu menuruti apa yang Ibunya katakan. Ketika Sybil
memecahkan gelas kristal milik Neneknya, Hattie pun langsung menuduh Sybil yang
telah melakukannya. Walaupun sebenarnya bukan Sybil yang memecahkannya,
melainkan sepupunya. Hattie pun menghukum Sybil denga keji. Saat Sybil
menangis, Hattie mengikatnya di kaki piano dan kemudian Hattie memainkan musik
dengan sangat keras sambil tertawa terbahak-bahak. Dan yang paling memilukan
adalah ketika Hattie melakukan upacara pagi secara tertutup, yaitu membuka
vagina Sybil dan memasukkan berbagai macam alat-alat, seperti botol-botol
kecil, lampu baterai, gagang pisau, sepatu dan gesper. Ibunya mengatakan bahwa
Sybil akan terbiasa dengan hal-hal seperti ini saat dewasa nanti, dan inilah
yang akan dikerjakan oleh lelaki dewasa yang akan menjadi pasangan Sybil
nantinya. Penyiksaan ini meyebabkan rahim Sybil rusak, dan dipastikan ia tidak
dapat memiliki anak.
Ayah Sybil, Willlard Dorsett tidak tahu
menahu tentang hal tersebut. Ayah Sybil sibuk dengan pekerjaannya di toko bangunan.
Namun ada beberapa waktu yang seharusnya dicurigai oleh Ayahnya tetapi tidak
digubris dan diperdulikan. Contohnya saja ketika Sybil hampir mati terbenam di
tempat penyimpanan gandum yang terdapat di atas rumah, sangat tulang lengan
Sybil retak, dan saat manik-manik masuk ke lubang hidung Sybil. Willard sempat
mencari tahu bagaimana hal ini bisa terjadi, namun pencariannya untuk
memecahkan masalah ini gantung. Terkesan Willard tidak peduli dengan keadaan
Sybil yang tersiksa.
Kemudian permasalahan lain yang berkembang
adalah, ketika nilai-nilai keagamaan Katolik sangat dianut secara fanatik oleh
orang tua Sybil, namun kadang dinaifkan dihadapan Sybil. Misalnya saja ketika
Ibunya sering mengajak Sybil untuk keluar di malam hari dan melihat tetangganya
berhubungan intim, dan Ibu Sybil sangat sering mengunjing orang lain dan
merendahkan orang yang berkulit hitam.
Diketahui bahwa, Sybil pernah mencoba
bunuh diri karena tidak sanggup menanggung beban kehidupan yang begitu berat.
Sosok pribadi yang mangambil alih tubuh Sybil untuk bunuh diri adalah Marry.
Namun, rencana itu gagal karena dihalangi oleh Vicky, sosok pribadi lain dari
Sybil juga.
Dalam perjalanan menuju pemulihan, Sybil
berjumpa dengan sosok lelaki bernama Ramon yang sangat mencintai Sybil. Begitu juga dengan Sybil, ia sangat
mencintai Ramon. Namun Sybil menolak saat Ramon mengajaknya untuk menikah,
dikarenakan Sybil merasa ia tidak bisa lagi menjadi wanita yang sempurna karena
rahimnya telah rusak saat ia masih kecil. Trauma-trauma masa lalu membuatnya
takut untuk menjalani kehidupan rumah tangga dengan pasangan lawan jenisnya.
Setelah 11 tahun dr. Wilbur mengadakan
psikoanalisa terhadap Sybil, dr. Wilbur berusaha menyatukan pribadi-pribadi
yang terpecah tersebut melalui hipnosis. Dr. Wilbur menyamakan seluruh usia
kepribadian Sybil dengan usia Sybil sendiri yaitu 37 tahun. Sybil pun dipaksa
untuk mengenal kepribadian yang lain dan dapat menerima mereka dengan senang
hati. Sebelumnya dr. Wilbur sempat memberikan obat penenang Sodiumm Pentothal yang dapat mengurangi
kecemasan dan Sybil akan merasakan perasaan bahagia. Namun obat ini menyebabkan
ketergantungan dan oleh karena itu obat ini dihentikan untuk dikonsumsi oleh
Sybil.
Diakhir cerita, dikisahkan tahun 1965
semua kepribadian Sybil telah bersatu. Kemudian Sybil melamar pekerjaan di
Pennsyilvania sebagai ahli terapi pekerjaan. Semenjak tinggal di Pennsyilvania,
Sybil kerap mengirimkan surat kepada Flora, rekan dr. Wilbur. Dia mengatakan
bahwa hidupnya sekarang telah bahagia karena dapat melakukan semua kegiatannya
sendiri tanpa takut ada waktu yang hilang.
C. Analisis Film
Gangguan Identitas disosiatif merupakan
gangguan adanya dua atau lebih kepribadian yang terpisah dan berbeda pada
seseorang. Setiap kepribadian tersebut memliki pola pikir, perilaku, ingatan
dan hobi yang berbeda. Seperti halnya Sybil yang memiliki beberapa kepribadian
yang berlainan memiliki perilaku, pola pikir dan ingatan yang berlainan. Peggy
yang merupakan kepribadian lain dari Sybil merupakan sosok yang kekanak-kanakan
dan mudah marah. Berbeda dengan Sybil yang tidak mampu menunjukkan sikap
marahnya terhadap suatu situasi yang menuntutnya untuk marah.
Gangguan
Identitas disosiatif pada umumnya disebabkan oleh trauma di masa kanak-kanak (childhood umur 3 – 11 tahun) dan remaja
(adolesence umur 12-18 tahun).
Masa kanak-kanak Sybil penuh dengan
trauma-trauma terhadap kejahatan yang dilakukan oleh Ibunya. Pengalaman
traumatis tersebut terjadi berulang kali sehingga menyebabkan terbentuknya
beberapa kepribadian pada diri Sybil.
Penderita gangguan identitas disosiatif
kerap mengalami depersonalisasi dan derealisasi. Yaitu si penderita mengalami
perasaan yang tidak nyata, merasa seperti terpisah dengan fisik dan mentalnya.
Dalam kasus Sybil, Sybil menganggap diri sebagai sesuatu yang asing baginya.
Kemudian penderita mengalami distorsi waktu. Sybil sangat sering merasa adanya
”waktu yang hilang” selama pribadi lain mengambil posisi dalam dirinya.
Keinginan untuk bunuh diri pernah dilakukan oleh pribadi lain Sybil yaitu Marry,
yang tidak sanggup menanggung beban pengalaman traumatis yang cukup berat bagi
Sybil, namun sosok pribadi lain Sybil yaitu Vicky berhasil menghalangi
keinginan Marcia untuk bunuh diri. Selanjutnya, pada penderita gangguan
identitas disosiatif adanya fluktasi tingkat kemampuan pada diri Sybil.
Misalnya, pada saat Sybil kelas 3, posisinya digantikan oleh Peggy. Peggy
sebagai Sybil yang merupkan sosok ceria, dan pandai berkalian tiba-tiba saat
kelas 5 berubah menjadi Sybil yang pemurung dan tidak pandai perkalian. Semua
orang di sekitar Sybil menjadi heran dengan perubahan dadakan yang dialami oleh
Sybil. Ada lagi kepribadian lain yang pandai bermain piano, yaitu Vanessa.
Namun Sybil tidak mampu memainkan piano. Jadi, kemampuannya berubah sesuai
dengan kepribadian mana yang muncul.
0 komentar:
Posting Komentar