Selasa, 30 Desember 2014

reportase 2

Banjir di Pesisir Utara Bekasi

Narasumber : Nur Iman ( penduduk setempat )







Akibat hujan deras pukul 22.00 - 24.00 WIB(22/02/2014) yang mengguyur kota bekasi . Beberapa
desa di bekasi pun terendam banjir.

Sungai CBL yang mengalir dari Citarum ke laut ini tidak sanggup lagi menahan debit air. Akibatnya, air masuk ke pemukiman warga. Banjir ini mencapai sedengkul orang dewasa. Tetapi warga disekitar tidak mengungsi ke tempat pengungsian dikarnakan airnya cepat surut. banjir tahunan kali ini merupakan yang terparah ketiga setelah tahun 2001 dan 2013.

reportas 1

Banjir di Daerah Kp.Melayu

narasumber: haerudin ( masyarakat )

 

Akibat hujan deras yang mengguyur daerah ibu kota, pemukiman di Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, tergenang banjir akibat luapan air Kali Ciliwung, Sabtu (22/2/2014) malam.

beberapa wilayah di kampung melayu tergenang hingga mencapai 2 meter. Sebanyak 101 warga pun telah mengungsi. Genangan mencapai 30 cm sampai 200 cm dengan radius 20 meter dari bantaran Kali Ciliwung.
  
Dan warga yang mengungsi ada 432 warga mengungsi di beberapa posko. Seperti di Rumah Sakit Hermina ada 76 jiwa, di Kantor Sudinkes 230 jiwa, Masjid At-Tawabbin 39 jiwa. Selain itu, 57 jiwa mengungsi di Musala Al-Alawabin, dan di Pos RW 03 terdapat 30 jiwa. Dan kemungkinan volume air meningkat masih terbuka.

Sabtu, 27 Desember 2014

puisi


LEBIH DARI TEMAN

Menatap matahari yang redup perlahan
Jingganya hilangkan semua duka
Dan aku bersama teman-teman baikku
Yang takakan sanggup ku lupa

Bila ku jauh tinggalkan mu
Hati ini kan tetap menjadi milik mu
Biar kita terpisah jarak dan waktu
Hanya dirimu yang selalu ku rindu

Jika tiba saatnya kita kan berpisah
Dan jalani hidup yang baru
Satu yang ku ingat saat ku sedang susah
Tawamu yang ringankan aku

Kau begitu berarti saat dunia mati
Kau begitu berharga lebih dari harta
Karna saat dunia pencundangiku
Hanya kamulah yang selalu membangunkan ku

puisi





Sejatinya, memang dia yang mulai menghampiri
Memang dia yang membuat jantung ini berhenti
Tetapi tak bisa dipungkiri
Pada akhirnya dia yang membuat kita patah hati


Ketika awal memang semuanya terasa indah
Memikat dihati menawan dijiwa
Tetapi kenyataannya dia sudah tak lagi disini
Tak lagi menemani hari hari ini


Sakit? Pasti…….
Terluka? Sangat…….
Tapi apakah pantas kau menahannya
Ketika ia sudah tak ingin bersama


Lepaskan …
Biarkan dia pergi…
Kelak, suatu saat nanti cinta abadi kan kembali….

puisi


TAK BERTUAN


Gemercik air terdengar perlahan
Desah angina bertiup bersamaan
Terdengar tangis hati yang gulana
Bagai tersayat luka lama

Aku berjalan seiring waktu
Memandang langit nan biru
Elok lembayung senja di kejauhan
Melihat indah ciptaan tuhan

Bersandar tanpa penahan
Bercerita tanpa pendengar
Sendiri ku berjalan
Memikul sakit yang amat besar

Tuhan, bantu aku melupakannya
Terangi aku dari kegelapan
Gelap akan sinar indahnya
Gelap akan cintaku yang tak bertuan

prosa


Persahabatan itu indah

Bagiku, persahabatan itu indah. Karena sahabat bisa membuat kita merasakan senang, tertawa, bersedih, marah, jengkel, dan lain lain.
Dan itulah yang terjadi padaku. Aku mempunyai seorang sahabat, namanya Dina. Kami selalu tertawa riang bersama. Hingga pada suatu hari Dina menjauhi dan melupakanku. Entah kenapa sejak aku sering membuatnya jengkel, ia pergi. Mencari teman penggantiku. Mungkin ia merasa sakit hati padaku. Aku sedih dan menyesal. Aku ingin minta maaf padanya, tapi aku malu. Karena telah menyakiti perasaannya.
Karena peristiwa itulah, persahabatanku dan Dina pun menjadi renggang. Bahkan, senyum pun tak pernah dilemparkan saat kami bertemu.
Melihat situasi yang sudah sangat parah ini, aku pun bertekad ingin mengucapkan maaf secara langsung kepadanya. Tak kupedulikan lagi rasa malu dan bersalah itu. Aku pergi ke rumahnya, dan berharap ia bisa menerima dan memaafkanku. kuketuk pintu rumahnya. Tapi, setelah pintu dibuka. Kulihat Dina berdiri dengan wajah yang cemberut, ke arahku.
“Hai, Dina. Lama kita tak berbicara. Bagaimana kabarmu?” tanyaku penuh harap cemas.
“Tenanglah, aku baik tanpa kamu. Sebenarnya apa maksud kedatanganmu ke sini? Tapi maaf, kalau soal kesalahanmu yang dulu itu, aku belum bisa memaafkan!”
“Tapi…”, belum aku menjelaskan sesuatu halpun, Dina langsung menutup pintu dengan kerasnya.
Aku langsung pulang ke rumah. Takut nanti Dina tambah marah kepadaku kalau aku masih tetap berdiri di depan rumahnya. Aku telah gagal membuat hubungan kami menjadi baik kembali. Aku pun hampir putus asa. Mungkin tak ada jalan lain lagi. Aku dan Dina mungkin sudah ditakdirkan untuk tidak bersama.
Hari demi hari pun berganti. Tak terasa, aku dan Dina tidak pernah lagi berpapasan apalagi bercakap-cakap. Hidupku tambah suram saja.
Hari itu, kebetulan aku sedang bersepeda untuk pulang ke rumah melintasi jalan yang menuju ke rumahku. Tiba-tiba, sayup-sayup kudengar orang meminta tolong.
“Tolong… Tolong…!”
Langsung kudekati arah suara itu. Saat kudekati ternyata itu adalah Dina yang terjatuh dari sepedanya. Kakinya terkilir dan luka. Lalu langsung kubantu berdiri dan kuajak Dina dengan susah payah kembali ke rumahnya, untuk diobati.
Setelah Dina diobati, Dina menatap ke arahku sambil menahan isak tangis, “Terima kasih, ya, Hani, atas pertolonganmu. Dan aku minta maaf karena selama ini tak memaafkanmu. Membuatmu sedih.”
“Tidak apa-apa, Din. Aku ikhlas menolongmu karena kamu adalah sahabatku, dan aku sangat senang kamu bisa memaafkan kesalahanku. Akhirnya, beban yang menggumpal di hatiku ini sudah lenyap.”
Aku tersenyum setelah mengucapkan kata-kata itu. sungguh, aku sangat senang bisa bersahabat kembali dengan Dina. Dan itulah yang kusebut sahabat, seseorang yang`kan selalu ada buatmu, walaupun ia telah menyakiti hatimu.

Cerpen Karangan: Adelia Puspareny
Sumber: http://cerpenmu.com/cerpxen-persahabatan/persahabatan-itu-indah.html

 

Saras wati Template by Ipietoon Cute Blog Design